Pagi yang cerah memasuki tahun 2014, KPP Pratama Bangkalan
bersiap menyambut hajatan besar yaitu Penerimaan Laporan SPT Tahunan 2014.
Setelah beberapa bulan sebelumnya para Account Representaive (AR) berjuang
pontang-panting demi mengumpulkan pundi-pundi penerimaan negara, kini kesibukan
itu berganti dengan hal yang tidak kalah penting dan saya rasa cukup menguras
waktu dan tenaga juga.
Suasana pagi itu cukup santai. Beberapa teman AR berkumpul
sambil bercanda ringan di cubicle masing-masing. Mas Lukman tetap setia dengan
lagu-lagu seangkatan Fariz RM dan Atiek CB nya (maklum selera mengikuti usia).
Di samping saya ada mas Shobi sedang menelpon sang buah hati (tipikal pegawai
PJKA Pulang Jumat Kembali Ahad di mana hari itu pengennya segera berubah menjadi
jumat sore). Suasana pada pagi itu memang sedang santai tetapi tetap waspada.
Jam 8 pagi pun telepon berbunyi. Segera diangkat dan
ternyata panggilan dari pak Murni sang satpam menginformasikan bahwa ada Wajib
Pajak yang mau laporan SPT Tahunan. “Buseettt….sudah ada yang mau laporan
tahunan.Baru juga tanggal 2 Januari” begitulah gumanku.“Oke lets go” dengan
semangat dan dengan rasa penasaran saya segera turun ke bawah menemui Wajib
Pajak tersebut.
Untuk mendramatisir bak sinetron maka kurang lebihnya
seperti ini, perjalanan dari lantai dua ke lantai I pagi itu terasa lama,
begitu menuruni anak tangga yang tidak seberapa ini langkah kakiku terasa berat
(lebay) dengan rasa penasaran siapakah geranganWajib Pajak yang pertama kali
laporan SPT Tahunan pada tahun 2014 ini. Begitu sampai di lantai I, maka saya
pun langsung berjumpa dengan mas Imam petugas TPT andalan kantor yang pagi itu
sedang memakai baju merah. “ mas bapak ini mau laporan SPT Tahunan” kata Imam.
Saya melihat bapak tersebut dan “Masya Allah…” gumanku dalam hati. Seorang
bapak-bapak lebih tepatnya kakek-kakek dengan baju lusuh dan memakai sandal
jepit merk swallow warna hijau yang kelihatan usang, tersenyum sangat
bersemangat untuk laporan SPT Tahunan.
Saya segera menyapa bapak tersebut dan mengajak ke ruang
konsultasi. “selamat pagi pak……saya Nugroho, ada yang bisa saya bantu?”. “ saya
mau laporan mas, biasanya Cuma menyerahkan ini saja (sambil menyerahkan struk
gaji pensiunan)”. “ Maaf dengan bapak siapa?”. Pertanyaan pun mengalir tentang identitas
sang bapak. Kemudian saya jelaska nmengenai tatacara pengisian SPT Tahunan dan
mengenai formulir 1770 SS yang baru.
Kekagumanku bertambah ketika mengetahui bahwa bapak tersebut
sudah berusia 70an tahun. Dan saya semakin merinding begitu mengetahui bahwa
rumah bapak tersebut adalah di Mertajasah sebuah desa di kecamatan Bangkalan
dengan jarak kurang lebih 7 kilometer dan dengan mengendarai sepeda ontel tua
(sepeda kebo) datang ke KPP untuk laporan SPT Tahunan. Walaupun terlihat capek
namun bapak tersebut tidak mengeluh. Nafas bapak tersebut masih keliatan cepat
akibat capek mengendarai sepeda dari rumahnya. Obrolan kami pun semakin hangat.
Beliau mempunyai dua anak yang semuanya sudah menikah dan tinggal di kota lain
karena pekerjaan. Di rumah beliau tinggal bersama istri saja.
Beliau juga sempat menanyakan beberapa hal kepada saya
mengenai identitas saya.Saya pun tak lupa meminta resep agar bisa bersemangat
seperti beliau.“Mas saya ini sebenarnya sakit-sakitan, sudah tua mas” begitu
katanya. Namu nmelihat sosoknya, fisik bapak tersebut yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu mampu tertupi oleh semangat beliau, sehingga ada kesan
positif dari beliau. Saya pun bertanya “bapak rajinnya laporan SPT?”. Dan
beliau pun menjawab“ gaji saya dulu dan pensiunan saya yang sekarangkan dari
Negara mas, ya saya taat pada Negara”.
SPT pun akhirnya terselesaikan juga dan saya arahkan ke loket TPT untuk
menyampaikan SPT tahunannya.Tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada beliau.
Dari balik ruang konsultasi KPP Pratama Bangkalan saya merasa malu pada bapak
tersebut. Bapak tersebut lebih dahulu laporan SPT Tahunan 2014 dari pada saya
yang nota bene petugas pajak yaitu pada hari kamis tanggal 2 Januari 2014 jam
08.00 pagi . Semangat bapak pada pagi itu telah menginspirasi saya
sebagai petugas pajak untuk selalu bersemangat menghimpun penerimaan pajak dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak. Saya pun merasa bersyukur
bisa bertemu dengan bapak tersebut yang memberikan pelajaran bagi kami yang
muda.
(Penulis
: NugrohoPriyo S, Account
Representative)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar